Anak-anak yang chubby atau terlihat gemuk memang lucu, menggemaskan dan tidak jarang menjadi idaman para orang tua. Penelitian di berbagai negara mengungkapkan bahwa fenomena anak-anak dengan gizi lebih atau gemuk semakin hari semakin meningkat jumlahnya di dunia, dan itu merupakan masalah kesehatan yang cukup serius. Kenapa bisa begitu? Sekedar catatan, tidak semua anak yang terlihat gemuk menderita obesitas, lho. Untuk mengukur berat badan ideal anak sebaiknya menggunakan standar yang sudah ditetapkan oleh WHO, yaitu child growth standards atau dengan menghitung Indeks Masa Tubuh atau Body Mass Index. Chart dari WHO tersebut boleh diunduh dan dipelajari sendiri, ataupun bisa langsung bertanya ke petugas medis untuk tahu status gizi anak: apakah kurang, baik, atau justru berlebihan (overweight atau obese).
Menurut badan kesehatan dunia WHO, obesitas atau kegemukan pada anak-anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius di abad ke 21 ini, dan banyak terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah hingga menengah, termasuk Indonesia. Diperkirakan ada 41 juta anak balita yang menderita obesitas sampai tahun 2006, dan akan semakin bertambah setiap tahunnya. Obesitas pada anak penting untuk dideteksi di awal, karena bisa berpengaruh pada munculnya penyakit-penyakit pada masa dewasa nanti; diantaranya penyakit jantung koroner, diabetes mellitus tipe 2 (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol dan lemak buruk yang tinggi), hipertensi (tekanan darah tinggi), arterosklerosis (penumpukan lemak di dinding pembuluh darah), dan juga meningkatkan resiko sakit stroke. Pencegahan obesitas pada anak sangat diperlukan sehingga di kemudian hari, tidak akan bertambah banyak masyarakat usia produktif yang terserang penyakit-penyakit tersebut. Sayang sekali kalau sampai terlanjur sakit, karena sangat mungkin untuk dicegah.
Jadi, apa saja sih yang menjadi penyebab obesitas pada anak?
Sebab utamanya adalah asupan energi (makanan & minuman) yang tidak seimbang dengan energi yang dipakai sehari-hari (dari aktivitas seperti bermain, berolahraga, dsb). Trend saat ini anak cenderung konsumsi makanan dan minuman yang tinggi karbohidrat, gula, lemak, tapi rendah vitamin dan mineral. Nah, disinilah orang tua berperan penting sebagai orang yang menyediakan makanan bagi anak. Makanan harus terdiri dari makanan pokok, seperti nasi, lauk, dan juga sayur mayur ataupun buah-buahan. Batasi asupan gula dari mengurangi minuman-minuman instan yang serba manis, sebaiknya pilih air putih atau jus buah. Selain memperhatikan asupan gizi, memotivasi anak untuk aktif bergerak juga tidak kalah pentingnya. Aktivitas yang membutuhkan energi akan menyeimbangkan asupan yang berlebihan.
Sumber:
WHO
CDC
PubMed
(photo credit: twenty20.com)

No comments:
Post a Comment